Kamis, 25 Desember 2008

Tipe-tipe Pemimpin

Ada lima tipe pemimpin yang dikenal dan diakui sampai saat ini. Kelima tipe ini masing-masing memiliki karakteristik tertentu yang membedakan tipe yang satu dengan yang lain. Adapun kelima tipe tersebut adalah :

  1. Tipe Otoriter
  2. Tipe Paternalistik
  3. Tipe Karismatik
  4. Tipe Apatis
  5. Tipe Demokratis

Berikut penjelasan masing-masing tipe-tipe pemimpin tersebut :

1. Tipe Otoriter

Pemimpin yang betipe otoriter adalah tipe seorang pemimpin yang sombong. Ia akan mencampuradukkan antara kepentingan pribadi dan organisasi. Ia akan menggunakan segala cara, yang penting tujuannya tercapai.

Dalam menjalankan tugasnya, dia akan menuntut ketaatan penuh dari bawahan, bersikap kaku dalam menegakkan disiplin (tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk mengemukaan alasan atau argument), bernada keras dalam memberi perintah atau instruksi, dia cenderung memberi hukuman jika bawahan melakukan kesalahan, selalu berprinsip menang-kalah (pemimpin harus menang dan bawahan harus kalah).

2. Tipe Paternalistik

Seorang pemimpin paternalistik memiliki gaya memimpin yang kebapakan, melindungi, tetapi juga menggurui. Tipe ini biasanya terdapat di lingkungan masyarakat desa yang masih bersifat tradisional dan agraris.

Dalam menjalankan tugasnya, Dia selalu mengutamakan kepentingan bersama. Ia selalu memperlakukan sama kepada setiap orang dalam organisasinya, tidak ada yang lebih menonjol. Artinya dia berusaha memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja yang terdapat dalam organisasi seadil dan serata mungkin.

3. Tipe Karismatik

Dalam KBBI, karisma adalah keadaan atau bakat yang luar biasa di dalam kepemimpinan seseorang yang menyebabkan kekaguman dan bahkan pemujaan dari masyarakat terhadap dirinya. Dengan kata lain, pemimpin yang karismatik adalah pemimpin yang diakagumi oleh banyak pengikut meskipun mereka tidak dapat menjelaskan secara konkret mengapa ia mengaguminya.

4. Tipe Apatis

Seorang pemimpin yang bertipe apatis memiliki pandangan bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggotanya terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan seorang pemimpin tidak perlu terlalu sering melakukan intervensi dalam organisasi yang dipimpinnya.

Dia akan lebih memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan apa adanya sesuai tempo dan iramanya tanpa banyak mencampuri. Dia memiliki rasa percaya yang besar terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Ia beranggapan bahwa setiap orang baik adanya, memiliki tanggung jawab atas tugas dan kewajibannya, memiliki kesetiaan terhadap organisasi, dan memiliki kedewasaan. Dia tidak menganggap orang yang dipimpinnya sebagai bawahan (majikan dan buruh), akan tetapi lebih sebagai rekan kerja. Namun, ia menyadari bahwa kehadiran seorang pemimpin mutlak diperlukan sebagai satu tuntutan organisasi.

5. Tipe Demokratis

Seorang pemimpin yang demokratis biasanya memandang peran dan tugasnya selaku koordinator dan integritor yang mempunyai tugas mengkoordinasi seluruh anggota organisasi dan menyatukan atau menggabungkan seluruh komponen organisasi. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugasnya dia menggunakan pendekatan yang menyeluruh, segala unsur membentuk satu kesatuan yang padu.

Pemimpin yang demokratis memperlakukan manusia dengan cara manusiawi. Dia mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Dia tidak memandang bahwa kebutuhan manusia hanya terbatas pada kebutuhan materi, namun ia menyadari bahwa masih ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi seperti fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Pemimpin yang demokratis disegani dan dihormati, bukan ditakuti. Hal ini sangat dimungkinkan karena perilakunya dalam berorganisasi yang mampu mendorong bawahannya untuk melakukan inovasi dan kreasi. Dia menghargai dan mendengarkan segala saran, bahkan kritik yang disampaikan oleh bawahannya. Seorang pemimpin demokratis akan merasa sangat bangga bila bawahannya menunjukkan kemampuan kerja yang bahkan lebih tinggi dari kemampuannya sendiri.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman, menunjukkan bahwa tipe demokratislah yang paling ideal dan didambakan. Namun, dalam pelaksanaannya kita tidak harus selalu dalam tipe Demokratis, ada kalanya pada waktu yang sangat mendesak dan menyesuaikan tujuan, kita diharuskan menggunakan tipe Otoriter, Paternalistik, Karismatik, maupun Apatis. Yang pada akhirnya, penggunaan tipe-tipe pemimpin ini harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Tidak ada komentar:

Kata mutiara

Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan iaitu: Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau; hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau; hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau; adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna (Sayidina Abu Bakar)___________ Jika tidak karena takut dihisab, sesungguhnya aku akan perintahkan membawa seekor kambing, kemudian dipanggang untuk kami di depan pembakar roti. (Sayidina Umar bin Khattab)___________ Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki. (Sayidina Umar bin Khattab)___________ Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad SAW di atas tanganku. Wahai Tuhanku, umurku telah lanjut dan kekuatanku telah lemah. Maka genggamkan (matikan) aku untukMu bukan untuk manusia. (Sayidina Umar bin Khattab)___________ -Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya -Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina -Orang yang menyintai akhirat, dunia pasti menyertainya -Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga (Sayidina Umar bin Khattab)___________ Cukuplah bila aku merasa mulia karena Engkau sebagai Tuhan bagiku dan cukuplah bila aku bangga bahawa aku menjadi hamba bagiMu. Engkau bagiku sebagaimana yang aku cintai, maka berilah aku taufik sebagaimana yang Engkau cintai. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima? (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ -Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu' -Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia -Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur'an tanpa mengambil pangajaran daripadanya -Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara' -Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi -Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki -Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan -Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara', sedang orang yang tidak wara' itu bererti hatinya mati (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Dia berkata kepada para sahabat,"Sesungguhnya aku telah mengatur urusan kamu, tetapi aku bukanlah org yg paling baik di kalangan kamu maka berilah pertolongan kepadaku. Kalau aku bertindak lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng maka betulkan aku!" (Sayidina Abu Bakar)