Kamis, 25 Desember 2008

Beberapa Contoh Perenungan Mindset

1. BAGAIMANA AKU BISA BANGKIT KEMBALI

Jangan Bertanya Mengapa Aku Bisa Terjatuh. Bertanyalah Bagaimana Aku Bisa Bangkit Kembali.” Vince Lombardi

Perenungan Diri:

Cari waktu yang bisa menjadi momentum perubahan dalam diri Anda, untuk me-RENUNG-kan apa saja yang sudah aku lakukan ini. Lalu, tarik garis tebal dan ambil keputusan untuk hanya menatap hari esok harus lebih baik.

Lebih baik untuk diri sendiri…

Lebih baik untuk keluargaku…

Lebih baik untuk saudaraku…

Lebih baik untuk sahabatku…

Lebih baik untuk orang lain…

Lebih baik untuk lingkunganku…

Lebih baik untuk masyarakat…

Lebih baik untuk Bangsaku…

2. BERILAH LEBIH

“Jika Kita Bekerja Lebih Keras Dibandingkan Gaji Yang Kita Terima, Maka Pada Akhirnya Kita Akan Digaji Lebih Besar Daripada Pekerjaan yg Kita Lakukan”

Perenungan Diri:

Berilah, berilah dan selalulah memberi lebih dari yang bisa kita lakukan. Karena dengan kebiasaan memberi lebih, akan membuat Otot dan Pikiran kita terlatih menjadi lebih kuat dan lebih kuat!

3. PEDULI

“People don’t care how much you know

Until they know how much you care….” John C. Maxwell

Perenungan Diri:

Hukum alam mengajarkan bahwa dengan memberi maka kita akan menerima.

Kita menabur senyum, kita menuai kebahagiaan.

Kita menabur kagum, kita menuai kebijaksanaan.

Kita menabur peduli, kita menuai persaudaraan.

4. PEGANG TEGUH PRINSIP KEBENARAN

“Orang Yang Mengorbankan Prinsip Kebenaran

Demi Harta Akan Kehilangan Keduanya” Dwight D Eisenhower

Perenungan Diri:

Sejarah di dunia ini mencatat bahwa:

-- tidak ada orang yang kaya dan bahagia karena mencuri

-- tidak ada orang yang kaya dan bahagia karena korupsi

-- tidak ada orang yang kaya dan bahagia karena menipu

-- tidak ada orang yang kaya dan bahagia karena berjudi

-- tidak ada orang yang kaya dan bahagia karena membunuh

-- tidak ada orang yang kaya dan bahagia karena menjual kebenaran

Peganglah terus prinsip kebenaran, karena:

“Yang Benar Pastilah Baik, Yang Baik Belum Tentu Benar”

“Yang Benar Pastilah Indah, Yang Indah Belum Tentu Benar”

5. KESADARAN DIRI

Bagaimana jika hari ini adalah hari terakhirku dalam hidup ini?”

Perenungan ini baik sekali jika diajukan pada diri sendiri misalnya saat:

- bangun pagi hari

- lelah dan bosan mengerjakan sesuatu

- terlalu lama duduk di bangku “nyaman”

- saat memeluk orang yang dicintai

-- Atau kapan saja saat sedang berdiam diri.

Kalimat Refleksi ini sangat membantu untuk selalu sadar diri, kapanpun, dimanapun, untuk meletakkan komitmen dalam diri agar selalu memberikan yang terbaik untuk kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Kata mutiara

Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan iaitu: Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau; hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau; hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau; adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna (Sayidina Abu Bakar)___________ Jika tidak karena takut dihisab, sesungguhnya aku akan perintahkan membawa seekor kambing, kemudian dipanggang untuk kami di depan pembakar roti. (Sayidina Umar bin Khattab)___________ Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki. (Sayidina Umar bin Khattab)___________ Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad SAW di atas tanganku. Wahai Tuhanku, umurku telah lanjut dan kekuatanku telah lemah. Maka genggamkan (matikan) aku untukMu bukan untuk manusia. (Sayidina Umar bin Khattab)___________ -Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya -Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina -Orang yang menyintai akhirat, dunia pasti menyertainya -Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga (Sayidina Umar bin Khattab)___________ Cukuplah bila aku merasa mulia karena Engkau sebagai Tuhan bagiku dan cukuplah bila aku bangga bahawa aku menjadi hamba bagiMu. Engkau bagiku sebagaimana yang aku cintai, maka berilah aku taufik sebagaimana yang Engkau cintai. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima? (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ -Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu' -Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia -Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur'an tanpa mengambil pangajaran daripadanya -Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara' -Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi -Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki -Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan -Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara', sedang orang yang tidak wara' itu bererti hatinya mati (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)___________ Dia berkata kepada para sahabat,"Sesungguhnya aku telah mengatur urusan kamu, tetapi aku bukanlah org yg paling baik di kalangan kamu maka berilah pertolongan kepadaku. Kalau aku bertindak lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng maka betulkan aku!" (Sayidina Abu Bakar)